Iman (Bagian 5) Sifat Wajib Lanjutan 9 – 12

Sumber gambar dari Canva.

Bagikan

Oleh: KH. Heri Kuswanto

Kagetnews | Religi – Pada tulisan kali ini penulis akan melanjutkan pembahasan tentang, sifat wajib Allah SWT, yang bersifat Ilmu, Hayat, Sama’ dan Bashar. Mari kita lanjutkan pembahasannya.

Baca: Iman (Bagian 4) Sifat Wajib Lanjutan 5-8

9. Ilmu (Mengetahui) – ﻋﻠﻢ
Allah memiliki pengetahuan dan kepandaian akan segala hal, Allah tidak terbatas dan tidak pula dibatasi.

Karenanya Allah SWT mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta, baik yang tampak maupun yang gaib; dan yang dirahasiakan didalam hati manusia sekali pun.

QS Al-Baqarah 29
هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”.

10. Hayat (Hidup) – ﺣﻴﺎﺓ
Hidupnya Allah tidak ada yang menghidupkannya melainkan hidup dengan zat-Nya sendiri karena Allah Maha Sempurna, berbeda dengan makhluk yang diciptakan-Nya.

Sebagaimana dalam QS Al-Furqan 58
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِ ۚ وَكَفَىٰ بِهِ بِذُنُوبِ عِبَادِهِ خَبِيرًا
“Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya”.

11. Sama’ (Mendengar) – ﺳﻤﻊ
Allah dapat mendengar semua suara yang ada di alam semesta. Tidak ada suara yang terlepas dari pendengaran Allah SWT.

Pendengaran Allah tidak terhalang oleh suatu apapun. Sedangkan pendengaran ciptaan-Nya dibatasi oleh ruang dan waktu.

QS Al-Ma’idah 76
قُلْ أَتَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا ۚ وَاللَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Katakanlah: “Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat kepadamu dan tidak (pula) memberi manfaat?” Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

12. Bashar ( Melihat ) – ﺑﺼﺮ

Allah itu Maha Melihat segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Penglihatan Allah bersifat mutlak. Artinya tidak dibatasi oleh jarak dan tidak dapat dihalangi oleh penghalang (misalnya dinding dan tabir, dll).

QS Al-Baqarah 265
وَمَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ وَتَثْبِيتًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍ بِرَبْوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلٌ فَآتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ فَإِنْ لَمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat”.
——
Penulis adalah Pengasuh Pondok Pesantren Lintang Songo Yogya dengan kontak 0857 1645 8522. Serta berprofesi sebagai Dosen Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Annur Yogyakarta dan Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Yogyakarta (STAIYO). Kemudia menjabat di A’wan Syuriah PWNU DIY.

Berita lainnya